Monday, January 21, 2013

Oleh : Doni Sutriana

Di awal tahun dua tahun yang lalu masih belum terhapus dalam kenangan, di satu sudut sisi kota sempat terjadi suatu kegaduhan. Para penentang membonceng aparat kepolisian datang mengusik ketenangan anak-anak penghuni Panti Hasanah Kautsar, Kawalu Tasikmalaya. Cerita yang sempat beredar luas masih tersimpan dalam kenangan seiring hari berganti, karunia Tuhan senantiasa deras turun di bangunan yang sudah 12 tahun lebih menjadi tempat anak-anak ahmadi dari berbagai daerah menempa diri.
Panti Hasanah Kautsar sendiri yang juga menjadi tempat anggota jemaat Ahmadiyah Kawalu beraktifitas sering dijadikan tempat kegiatan bersama dengan jemaat lain yang ada di daerah sekitar, meski secara lokasi terletak seibarat “Segitiga Bermuda” karena berada tepat di tengah 3 titik basis masa ormas yang paling keras melakukan penentangan kepada Jemaat Ahmadiyah di Tasikmalaya. 5 km kearah utara kota tasikmalaya terletak Markaz DPC FPI, sekitar 15 km kearah Selatan ada basis masa FPI di daerah Sukaraja dan sekitar 10 km kearah barat ada daerah Cangkudu, sebuah pesantren yang dipimpin oleh ajengan yang paling getol mengirimkan lasykar setiap ada demonstrasi oleh FPI.
Meski sering terjadi teror berupa pelemparan ke bangunan panti namun semua kondisi tersebut tidak menyurutkan anggota jemaat untuk mengadakan aktifitas kejemataan baik talim maupun tarbiyat, termasuk dipenghujung akhir tahun 2012 untuk acara Kelas Tarbiyat Athfal Nashirat yang serentak di selenggarakan secara nasional.
MKAI wilayah Priatim sendiri yang terdiri dari 4 Qaid Daerah menyelenggarakan Kelas Tarbiyat di 2 tempat Garut dan Tasikmalaya. Untuk Tasikmalaya selain peserta datang dari daerah Tasikmalaya dan sekitarnya juga diikuti oleh peserta dari daerah Ciamis yang belum memungkinkan menyelenggarakan sendiri karena minimnya sumber daya manusia.
Sabtu 29 Desember 2012 hari pertama penyelenggaran Kelas Tarbiyat waktu masih menunjukan pukul 6 pagi lewat beberapa menit, kesibukan nampak begitu terasa di panitia konsumsi yang dikomandoi oleh Anshar dan dibantu oleh Ibu-Ibu Lajnah Kawalu, panitia di bagian sekretariat masih tampak membenahi berkas-berkas administrasi untuk kelancaran peserta Kelas Tarbiyat. 1 rombongan peserta sudah tampak beristirahat di ruang aula Panti yang biasa dijadikan tempat untuk shalat berjamaah, wajah 8 bocah Athfal dan Nashirat masih tampak kelelahan. 2 orang ibu yang mengantar peserta duduk diantara wajah-wajah lugu yang dapat dikenali mereka berasal dari pelosok daerah, tidak tampak sedikitpun kemewahan dari penampilan dan cara mereka berpakaian meskipun diantara mereka berekonomi cukup karena kesuksesan dibidang pertanian dengan bukti bersama peserta turut pula sumbangan berupa natura beras yang langsung diserahkan kepada panitia bagian konsumsi.
Seorang athfal paling besar dari antara rombongan berkelakar mereka datang dengan Colt Avanza, merasa heran dengan apa yang dimaksud ternyata sebuah mobil coltbak terparkir dipinggir jalan depan bangunan panti. Dibagian bak belakang mobil belakang yang terbuka dinaungi kain terpal menutupi pinggir cukup untuk melindungi bila hujan turun, namun tidak untuk cengkraman udara dingin pagi dan angin yang berhembus. Dapat dibayangkan beberapa anak yang duduk dibelakang mobil colt kedinginan selama perjalanan yang ditempuh sekitar 3 jam 100 km dari arah Ciamis Selatan. Syahrul namanya adalah anak terkecil diantara rombongan ia baru duduk dikelas 1 SD, ia menduduki ranking 2 di sekolahnya hadiah khusus  telah dipersiapkan oleh panitia Kelas Tarbiyat atas prestasinya. Saat mereka ditanya jam berapa mereka berangkat dari rumah, seorang diantara mereka mengangkat 3 jari yang artinya mereka berangkat dari daerahnya sekitar jam 3 pagi menghindari razia polisi lalu-lintas yang tentu tidak akan mengizinkan mereka bila menumpang kendaraan di belakang colt bak, suhu udara dini hari yang dingin ternyata tidak menyurutkan mereka untuk kembali menghadiri Kelas Tarbiyat untuk  bertemu kembali teman-teman lamanya yang terakhir bertemu setahun lalu. Sekitar jam 2 dini hari mereka telah dibangunkan orang tuanya untuk mempersiapkan segala sesuatu menunggu jemputan mobil rombongan, kelelahan? Tentu saja dan cukup untuk membuat Syahrul kecil tertidur pulas di pangkuan athfal dari daerah lain saat acara pembukaan. Anak-anak dari Banjarsari dan Kalipucang tampak akrab dengan anak-anak lain yang datang dari daerah Cigunung Tasikmalaya yang berjarak 40 km dari lokasi, Kelas Tarbiyat telah mempertemukan mereka kembali melepas kerinduan saudara ruhani yang telah terjalin di pertemuan sebelumnya.
Saat waktu menunjukan pukul 10 pagi peserta mulai berdatangan dari berbagai daerah, Banjar tahun ini mengirimkan peserta setelah tahun sebelumnya absen. Mayangcinde yang berada di kaki gunung Galunggung juga hadir menambah semarak, tasikmalaya dari kota tetangga hadir dengan diantar Qaid Majelisnya, Sukapura yang mesjidnya masih belum dapat difungsikan datang 1 rombongan, Cigunung yang seluruh pesertanya masih bertalian saudara karena berasal dari kakek yang sama datang tanpa menyisakan athfal atau nashirat di kampungnya yang tidak dapat mengikuti Kelas Tarbiyat, Kawalu sebagai tuan rumah datang dari beberapa kelompok jemaat, keluarga pengungsi dari Tolenjeng Indihiang beserta athfal dan nashirat hadir pula berkumpul di kelas tarbiyat.
Singaparna menjadi pengirim peserta terbanyak 37 athfal dan nashirat mendominasi keriuhan saat proses pendaftaran di sekretariat, pemandangan yang istimewa dari athfal Singaparna adalah ketika mereka mengenakan seragam kaos yang bertulis “MAAI Singaparna” menandakan mereka Majelis Athfal yang sudah bisa mandiri di antara majelis lain yang ada di daerah Tasikmalaya dan Ciamis. Ternyata kaos yang biasa dikenakan dalam kegiatan olahraga adalah inisiatif dari athfal Singaparna sendiri bahkan ketua jemaat Ahmadiyah Singaparna sendiri yang masih seorang Khadim tidak mengetahui kalau athfal Singaparna berinisiatif membuat kaos seragam sendiri, Ketua Jemaat Singaparna baru mengetahui setelah seragam tersebut dikenakan saat ada kegiatan di majelisnya. Mubarak!
89 peserta adalah target perkiraan dari panitia, sertifikat sendiri mendapat jatah 89 buah yang terkirim dari pusat namun diluar dugaan peserta meningkat tercatat 117 peserta mengikuti Kelas Tarbiyat Tasikmalaya-Ciamis tahun ini, terdiri dari 50 athfal dan 67 nashirat serta masing 1 orang kelompok athfal dan nashirat tercatat masih berstatus sebagai Ghair ahmadi. Peserta dari luar daerah yang sedang liburanpun tampak hadir, pengalaman pertamanya yang memberi kesan mendalam hingga saat sehari sebelum penutupan orang tuanya meminta untuk pulang bersama kembali ke kotanya peserta tersebut menolak karena masih betah dan ingin menyelesaikan acara hingga akhir untuk mendapat sertifikat. Alhamdulillah...
Hal menarik lainnya untuk tahun ini adalah pertama kalinya acara kegiatan kelas tarbiyat terupdate di social media twitter yang telah direstui Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (aba), meski masih banyak kekurangan setidaknya foto-foto kegiatan nashirat athfal yang tengah belajar shalat mendapat apresiasi dari ahmadi lainnya baik diluar daerah maupun luar negeri. Melalui akun twitter @MKAI_Priatim dapat dilihat bagaimana antusiasme athfal dan Nashirat selama acara berlangsung, kegiatan Kelas Tarbiyat yang diadakan dari daerah lainpun menambah semarak twitter selama akhir tahun dengan menyertakan hashtag #KelasTarbiyat dapat dilihat berbagai dokumentasi kegiatan Kelas Tarbiyat.
Hari pertama selepas acara pembukaan Games Ice Breaking menjadi suguhan yang menarik dan memberi kesempatan bagi peserta untuk mengenal satu sama lain. Satu persatu peserta memperkenalkan diri melatih keberanian untuk berbicara didepan umum serta mengingat teman lainnya yang memperkenalkan diri. Di akhir game sebelum istirahat permainan tambahan menebak tokoh menjadikan suasana riuh semakin ramaikan panti hasanah kautsar, beberapa pertanyaan tokoh jemaat maupun umum dapat dijawab peserta meskipun hanya sedikit dari mereka yang mengetahui jawabannya, lain halnya saat panitia menanyakan tokoh Sepakbola yang baru saja memecahkan rekor pencetak gol terbanyak selama setahun, hampir semua athfal berdiri menjawab untuk mendapat hadirah dari panitia, teriakan kata Mesiiiiii.... meriuhkan suasana games dihari pertama. Malam hari lomba MTQ diikuti oleh perwakilan Hizeb baik athfal maupun Nashirat, dari lomba ini dapat dilihat sejauh mana anak-anak ahmadi telah bisa membaca ayat suci Al Quran secara baik dan benar .
Hari kedua Kelas Tarbiyat dimulai dengan shalat tahajud berjamaah dilanjutkan shalat dan dars subuh, setelah itu mentor masing-masing hizeb membimbing anggota hizebnya tadarus membaca AlQuran. Tak ada satupun peserta kelas tarbiyat yang tidak mengikuti tadarus Alquran, pemandangan yang selalu istimewa berasal dari hizeb yang pesertanya kelas A, mereka yang masih duduk di kelas 1-3 SD tampak begitu lucu ada yang sudah fasih dan ada juga yang membaca Al Qurannya masih belajar tingkat Iqra.
Siang hari seluruh peserta disuguhkan materi Bagaimana praktek shalat dan wudhu yang benar melalui tayangan video seluruh peserta antusias menyimak satu-persatu praktek wudhu dan shalat yang dibimbing oleh Mubaligh wilayah Priangan timur Mln. E.Jamaludin.
Games team building menjadi suguhan siang menjelang sore di Panti, dua game menghabiskan waktu sore itu hingga peserta mempersiapkan diri untuk memasuki malam bersiap dengan lomba pidato yang akan diikuti perwakilan tiap hizeb. Games mencari keluarga dimana seluruh peserta menutup mata dan mencari rekan lainnya dengan menirukan suara hewan, menjadi pemandangan yang mengundang gelak tawa panitia yang menyaksikan tingkah peserta Kelas Tarbiyat yang kebingungan mencari rekan lainnya, di akhir games permainan tebak kata menambah keceriaan seluruh peserta menutup hari yang penuh kesan di aula Panti.
Lomba cerdas diadakan di hari ketiga masing-masing hizeb dari kelas A dan B mengirimkan wakilnya menjadi tim yang berlomba menguji kemampuan mereka akan pengetahuan kerohanian, malam terakhir Kelas Tarbiyat acara Children Corner menjadi special karena tim MTA biro Tasikmalaya meliput kegiatan, dengan persiapan singkat crew tim MTA biro Tasikmalaya merancang format acara, peserta ada yang membawakan tilwat Al quran, syair dan pidato. Di bimbing oleh Ketua Jemaat Ahmadiyah Kawalu Drs. Iyon Sopyan jalannya acara Children Corner terasa hidup dan seluruh peserta dapat mengikuti baik pemaparan materi maupun pertanyaan yang diajukan.
Hari terakhir kelas Tarbiyat  menu utama futsal disajikan, 2 lapangan futsal di GOR yang dekat dengan panti di digunakan untuk athfal nashirat melepas kepenatan setelah selama 3 hari 3 malam mereka menjadi penghuni panti bagai para ashabul kahfi terasing dari peradaban duniawi, bertepatan dengan hari tahun baru menjadi waktu yang tepat untuk merayakan awal tahun dengan suasana baru dan semangat baru bagi mereka. Tak ada perayaan hura-hura seperti orang umumnya di malam pergantian tahun, kebanyakan orang diluar sana malam sebelumnya keluar rumah menyambut tahun baru dengan kebisingan ditengah malam, suarat terompet, klakson yang terus dinyalakan adalah gambaran bagaimana orang umumnya merayakan tahun baru, namun tidak bagi yang berada di panti seluruh peserta Kelas Tarbiyat maupun panitia, larut dalam kesunyian malam bersujud dalam doa tahajud mensyukuri segala nikmatNya dan memohon segala karunia senantiasa tercurah hari-hari berikutnya.
Acara Cross Country berganti menjadi permainan yang melatih kebersamaan bagi athfal dan Nashirat di hari pertama tahun 2013, kondisi keamanan dan cuaca tidak memungkinkan cross country untuk diadakan pada Kelas Tarbiyat tahun ini, panitia mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan seluruh acara, kedatangan ketua RT selepas anak-anak keluar masuk panti untuk futsal yang menyampaikan adanya permintaan dari pengurus Ormas yang meminta agar RT setempat menegur Jemaat Ahmadiyah untuk tidak melakukan kegiatan menjadi bukti, begitu sensitifnya setiap gerak-gerik kegiatan Jemaat di Panti kawalu, namun berkat pendekatan seluruh pengurus jemaat Ahmadiyah Kawalu yang sudah terjalin baik selama dini dengan aparat setempat hal tersebut tidak berdampak apapun pada kelancaran Kelas Tarbiyat.
Kelas Tarbiyat di tutup menjelang siang sampai seluruh peserta Tarbiyat pulang kerumah masing-masing suasana kondusif keamanan dapat terjaga berkat karunia Allah SWT tanpa ada gangguan sedikitpun, kekhawatiran beberapa anggota selama ini karena menyeleggarakan kegiatan di Panti Hasanah Kautsar dapat dihilangkan, Aparat kepolisian yang biasanya selalu datang setiap melihat banyak kendaraan dan anggota  jemaat berkumpul di Panti kali ini tidak tampak seorangpun, entah mungkin karena terlalu sibuk dengan tugasnya mengamankan kelancaran tahun baru atau hal lain yang tidak melihat bahwa Jemaat selama ini tak pernah sekalipun mengganggu ketertiban umum.
Rombongan Banjarsari dan Kalipucang kembali pulang menggunakan coltbak, bagi mereka jemputan termewah untuk kembali pulang dengan tanpa malu salah seorang diantar mereka merasa berbangga dengan sebutan colt Avanzanya, perjalanan 3 jam untuk kembali kedaerah mereka harus kembali di tempuh ditengah terik matahari yang kadang ditengah perjalanan berubah menjadi mendung bila menjelang sore hari, di banjarsari sendiri mereka sudah memiliki masjid yang masih dapat digunakan untuk beribadah meskipun beberap waktu lalu penekanan terhadap jemaat disana sangat terasa begitu gencar sampai pintu masjid Banjarsari di palang dengan kayu oleh Ormas garis keras agar anggota jemaat tidak menggunakannya untuk ibadah, aksi vandalism coretan didinding masjidpun tampak masih belum di hapus, dinding tepat wudhu tak luput dari aksi jahat pendemo. Namun semua itu dapat dihadapi dengan sabar oleh seluruh anggota jemaat yang ada di banjarsari, anak-anankpun tak terpengaruh sedikitpun dengan semua itu, orang tua mereka selalu bersyukur bila jemaat mengadakan kegiatan yang melibatkan anak-anak mereka karena dengan itu menjadi tarbiyat untuk memupuk kecintaan kepada jemaat. Bila acara seperti kelas tarbiyat usai biasanya anak-anak dari Banjarsari selalu bertambah semangat mereka untuk dating ke masjid di sore hari, seibarat gadget selepas di recharge hal seperti itu memang sangat terasa pada anak-anak, hal itu tidak segan disampaikan oleh orang tua anggota jemaat banjarsari pada satu kesempatan berbincang santai dengan mereka.
Kelas tarbiyat daerah tasikmalaya dan Ciamis tahun ini berakhir dengan banyak kesuksesan kesan dari peserta mereka merasakan lebih banyak kemajuan dari penyelenggaraan tahun sebelumnya, salah seorang nashirat dari Banjar menyampaikan merasa sangat senang selama kegiatan kelas tarbiyat meskipun ada kekurangan dalam hal tempat tidur namun itu tidak mengurangi kesuksesan acara, selain menambah pengetahuan selama acara ia juga merasa senang karena dapat menambah teman baru yang selama ini belum pernah bertemu, baginya kelas tarbiyat menjadi pelepas dahaga dari siraman rohani karena ditempatnya sudah susah untuk adanya kegiatan seperti itu lagi, sudah 2 tahun masjid Banjar tak dapat digunakan lagi setelah Pemerintah Kota Banjar menyegel pintu masuk hingga praktis selama itu pula mereka tidak dapat menggunakan masjid untuk kegiatan ibadah mereka.
Beberapa catatan merah menjadi bahan pelajaran untuk penyelenggaran kelas tarbiyat yang akan datang, kesuksesan acara kelas tarbiyat tahun ini menjadi catatan tersendiri dan semoga menjadi langkah kemajuan berikutnya di kemudian hari, panitia yang kelelahan setelah selama 4 hari disibukan dengan kegiatan kelas tarbiyat merasa terpuaskan karena lancarnya acara hingga usai, masih ada dana yang tersisa dari sumbangan anggota jemaat sekitar yang turut menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu kekurangan anggaran, bangunan pantipun kembali sepi dari keramain anak-anak ahmadi menjelang sore hari. Semoga segala jerih payah seluruh panitia dan peserta yang mengikuti kegiatan serta semua pihak yang turut menyukseskan acara kelas tarbiyat Tasik-Ciamis tahun ini mendapat ganjaran dari Allah SWT.

Galeri Foto: 





1 comment:

  1. semoga Alloh Taala meridhoi segala upayankita dan semoga Dia Menambah daya kekuatan agar kita senantiasa berkhidmat di Jalan Ini. Aamiin.

    ReplyDelete