Oleh : Doni Sutriana
Di awal tahun
dua tahun yang lalu masih belum terhapus dalam kenangan, di satu sudut sisi
kota sempat terjadi suatu kegaduhan. Para penentang membonceng aparat
kepolisian datang mengusik ketenangan anak-anak penghuni Panti Hasanah Kautsar,
Kawalu Tasikmalaya. Cerita yang sempat beredar luas masih tersimpan dalam
kenangan seiring hari berganti, karunia Tuhan senantiasa deras turun di
bangunan yang sudah 12 tahun lebih menjadi tempat anak-anak ahmadi dari
berbagai daerah menempa diri.
Panti Hasanah Kautsar
sendiri yang juga menjadi tempat anggota jemaat Ahmadiyah Kawalu beraktifitas
sering dijadikan tempat kegiatan bersama dengan jemaat lain yang ada di daerah
sekitar, meski secara lokasi terletak seibarat “Segitiga Bermuda” karena berada
tepat di tengah 3 titik basis masa ormas yang paling keras melakukan
penentangan kepada Jemaat Ahmadiyah di Tasikmalaya. 5 km kearah utara kota
tasikmalaya terletak Markaz DPC FPI, sekitar 15 km kearah Selatan ada basis
masa FPI di daerah Sukaraja dan sekitar 10 km kearah barat ada daerah Cangkudu,
sebuah pesantren yang dipimpin oleh ajengan yang paling getol mengirimkan
lasykar setiap ada demonstrasi oleh FPI.
Meski sering
terjadi teror berupa pelemparan ke bangunan panti namun semua kondisi tersebut
tidak menyurutkan anggota jemaat untuk mengadakan aktifitas kejemataan baik
talim maupun tarbiyat, termasuk dipenghujung akhir tahun 2012 untuk acara Kelas
Tarbiyat Athfal Nashirat yang serentak di selenggarakan secara nasional.
MKAI wilayah
Priatim sendiri yang terdiri dari 4 Qaid Daerah menyelenggarakan Kelas Tarbiyat
di 2 tempat Garut dan Tasikmalaya. Untuk Tasikmalaya selain peserta datang dari
daerah Tasikmalaya dan sekitarnya juga diikuti oleh peserta dari daerah Ciamis
yang belum memungkinkan menyelenggarakan sendiri karena minimnya sumber daya
manusia.
Sabtu 29
Desember 2012 hari pertama penyelenggaran Kelas Tarbiyat waktu masih menunjukan
pukul 6 pagi lewat beberapa menit, kesibukan nampak begitu terasa di panitia
konsumsi yang dikomandoi oleh Anshar dan dibantu oleh Ibu-Ibu Lajnah Kawalu,
panitia di bagian sekretariat masih tampak membenahi berkas-berkas administrasi
untuk kelancaran peserta Kelas Tarbiyat. 1 rombongan peserta sudah tampak
beristirahat di ruang aula Panti yang biasa dijadikan tempat untuk shalat berjamaah,
wajah 8 bocah Athfal dan Nashirat masih tampak kelelahan. 2 orang ibu yang
mengantar peserta duduk diantara wajah-wajah lugu yang dapat dikenali mereka
berasal dari pelosok daerah, tidak tampak sedikitpun kemewahan dari penampilan
dan cara mereka berpakaian meskipun diantara mereka berekonomi cukup karena
kesuksesan dibidang pertanian dengan bukti bersama peserta turut pula sumbangan
berupa natura beras yang langsung diserahkan kepada panitia bagian konsumsi.
Seorang athfal
paling besar dari antara rombongan berkelakar mereka datang dengan Colt Avanza,
merasa heran dengan apa yang dimaksud ternyata sebuah mobil coltbak terparkir
dipinggir jalan depan bangunan panti. Dibagian bak belakang mobil belakang yang
terbuka dinaungi kain terpal menutupi pinggir cukup untuk melindungi bila hujan
turun, namun tidak untuk cengkraman udara dingin pagi dan angin yang berhembus.
Dapat dibayangkan beberapa anak yang duduk dibelakang mobil colt kedinginan selama
perjalanan yang ditempuh sekitar 3 jam 100 km dari arah Ciamis Selatan. Syahrul
namanya adalah anak terkecil diantara rombongan ia baru duduk dikelas 1 SD, ia
menduduki ranking 2 di sekolahnya hadiah khusus telah dipersiapkan oleh panitia Kelas Tarbiyat
atas prestasinya. Saat mereka ditanya jam berapa mereka berangkat dari rumah,
seorang diantara mereka mengangkat 3 jari yang artinya mereka berangkat dari
daerahnya sekitar jam 3 pagi menghindari razia polisi lalu-lintas yang tentu
tidak akan mengizinkan mereka bila menumpang kendaraan di belakang colt bak, suhu
udara dini hari yang dingin ternyata tidak menyurutkan mereka untuk kembali
menghadiri Kelas Tarbiyat untuk bertemu
kembali teman-teman lamanya yang terakhir bertemu setahun lalu. Sekitar jam 2
dini hari mereka telah dibangunkan orang tuanya untuk mempersiapkan segala
sesuatu menunggu jemputan mobil rombongan, kelelahan? Tentu saja dan cukup
untuk membuat Syahrul kecil tertidur pulas di pangkuan athfal dari daerah lain
saat acara pembukaan. Anak-anak dari Banjarsari dan Kalipucang tampak akrab
dengan anak-anak lain yang datang dari daerah Cigunung Tasikmalaya yang
berjarak 40 km dari lokasi, Kelas Tarbiyat telah mempertemukan mereka kembali
melepas kerinduan saudara ruhani yang telah terjalin di pertemuan sebelumnya.
Saat waktu
menunjukan pukul 10 pagi peserta mulai berdatangan dari berbagai daerah, Banjar
tahun ini mengirimkan peserta setelah tahun sebelumnya absen. Mayangcinde yang
berada di kaki gunung Galunggung juga hadir menambah semarak, tasikmalaya dari
kota tetangga hadir dengan diantar Qaid Majelisnya, Sukapura yang mesjidnya
masih belum dapat difungsikan datang 1 rombongan, Cigunung yang seluruh
pesertanya masih bertalian saudara karena berasal dari kakek yang sama datang
tanpa menyisakan athfal atau nashirat di kampungnya yang tidak dapat mengikuti
Kelas Tarbiyat, Kawalu sebagai tuan rumah datang dari beberapa kelompok jemaat,
keluarga pengungsi dari Tolenjeng Indihiang beserta athfal dan nashirat hadir
pula berkumpul di kelas tarbiyat.
Singaparna
menjadi pengirim peserta terbanyak 37 athfal dan nashirat mendominasi keriuhan
saat proses pendaftaran di sekretariat, pemandangan yang istimewa dari athfal
Singaparna adalah ketika mereka mengenakan seragam kaos yang bertulis “MAAI
Singaparna” menandakan mereka Majelis Athfal yang sudah bisa mandiri di antara
majelis lain yang ada di daerah Tasikmalaya dan Ciamis. Ternyata kaos yang
biasa dikenakan dalam kegiatan olahraga adalah inisiatif dari athfal Singaparna
sendiri bahkan ketua jemaat Ahmadiyah Singaparna sendiri yang masih seorang
Khadim tidak mengetahui kalau athfal Singaparna berinisiatif membuat kaos
seragam sendiri, Ketua Jemaat Singaparna baru mengetahui setelah seragam
tersebut dikenakan saat ada kegiatan di majelisnya. Mubarak!
89 peserta
adalah target perkiraan dari panitia, sertifikat sendiri mendapat jatah 89 buah
yang terkirim dari pusat namun diluar dugaan peserta meningkat tercatat 117
peserta mengikuti Kelas Tarbiyat Tasikmalaya-Ciamis tahun ini, terdiri dari 50
athfal dan 67 nashirat serta masing 1 orang kelompok athfal dan nashirat
tercatat masih berstatus sebagai Ghair ahmadi. Peserta dari luar daerah yang
sedang liburanpun tampak hadir, pengalaman pertamanya yang memberi kesan
mendalam hingga saat sehari sebelum penutupan orang tuanya meminta untuk pulang
bersama kembali ke kotanya peserta tersebut menolak karena masih betah dan
ingin menyelesaikan acara hingga akhir untuk mendapat sertifikat.
Alhamdulillah...
Hal menarik
lainnya untuk tahun ini adalah pertama kalinya acara kegiatan kelas tarbiyat
terupdate di social media twitter yang telah direstui Hadhrat Khalifatul Masih
V Mirza Masroor Ahmad (aba), meski masih banyak kekurangan setidaknya foto-foto
kegiatan nashirat athfal yang tengah belajar shalat mendapat apresiasi dari
ahmadi lainnya baik diluar daerah maupun luar negeri. Melalui akun twitter
@MKAI_Priatim dapat dilihat bagaimana antusiasme athfal dan Nashirat selama
acara berlangsung, kegiatan Kelas Tarbiyat yang diadakan dari daerah lainpun
menambah semarak twitter selama akhir tahun dengan menyertakan hashtag
#KelasTarbiyat dapat dilihat berbagai dokumentasi kegiatan Kelas Tarbiyat.
Hari pertama
selepas acara pembukaan Games Ice Breaking menjadi suguhan yang menarik dan
memberi kesempatan bagi peserta untuk mengenal satu sama lain. Satu persatu
peserta memperkenalkan diri melatih keberanian untuk berbicara didepan umum
serta mengingat teman lainnya yang memperkenalkan diri. Di akhir game sebelum
istirahat permainan tambahan menebak tokoh menjadikan suasana riuh semakin
ramaikan panti hasanah kautsar, beberapa pertanyaan tokoh jemaat maupun umum
dapat dijawab peserta meskipun hanya sedikit dari mereka yang mengetahui
jawabannya, lain halnya saat panitia menanyakan tokoh Sepakbola yang baru saja
memecahkan rekor pencetak gol terbanyak selama setahun, hampir semua athfal
berdiri menjawab untuk mendapat hadirah dari panitia, teriakan kata
Mesiiiiii.... meriuhkan suasana games dihari pertama. Malam hari lomba MTQ
diikuti oleh perwakilan Hizeb baik athfal maupun Nashirat, dari lomba ini dapat
dilihat sejauh mana anak-anak ahmadi telah bisa membaca ayat suci Al Quran
secara baik dan benar .
Hari kedua Kelas
Tarbiyat dimulai dengan shalat tahajud berjamaah dilanjutkan shalat dan dars
subuh, setelah itu mentor masing-masing hizeb membimbing anggota hizebnya
tadarus membaca AlQuran. Tak ada satupun peserta kelas tarbiyat yang tidak
mengikuti tadarus Alquran, pemandangan yang selalu istimewa berasal dari hizeb
yang pesertanya kelas A, mereka yang masih duduk di kelas 1-3 SD tampak begitu
lucu ada yang sudah fasih dan ada juga yang membaca Al Qurannya masih belajar
tingkat Iqra.
Siang hari
seluruh peserta disuguhkan materi Bagaimana praktek shalat dan wudhu yang benar
melalui tayangan video seluruh peserta antusias menyimak satu-persatu praktek
wudhu dan shalat yang dibimbing oleh Mubaligh wilayah Priangan timur Mln.
E.Jamaludin.
Games team
building menjadi suguhan siang menjelang sore di Panti, dua game menghabiskan
waktu sore itu hingga peserta mempersiapkan diri untuk memasuki malam bersiap
dengan lomba pidato yang akan diikuti perwakilan tiap hizeb. Games mencari
keluarga dimana seluruh peserta menutup mata dan mencari rekan lainnya dengan
menirukan suara hewan, menjadi pemandangan yang mengundang gelak tawa panitia
yang menyaksikan tingkah peserta Kelas Tarbiyat yang kebingungan mencari rekan
lainnya, di akhir games permainan tebak kata menambah keceriaan seluruh peserta
menutup hari yang penuh kesan di aula Panti.
Lomba cerdas
diadakan di hari ketiga masing-masing hizeb dari kelas A dan B mengirimkan
wakilnya menjadi tim yang berlomba menguji kemampuan mereka akan pengetahuan
kerohanian, malam terakhir Kelas Tarbiyat acara Children Corner menjadi special
karena tim MTA biro Tasikmalaya meliput kegiatan, dengan persiapan singkat crew
tim MTA biro Tasikmalaya merancang format acara, peserta ada yang membawakan
tilwat Al quran, syair dan pidato. Di bimbing oleh Ketua Jemaat Ahmadiyah
Kawalu Drs. Iyon Sopyan jalannya acara Children Corner terasa hidup dan seluruh
peserta dapat mengikuti baik pemaparan materi maupun pertanyaan yang diajukan.
Hari terakhir
kelas Tarbiyat menu utama futsal
disajikan, 2 lapangan futsal di GOR yang dekat dengan panti di digunakan untuk
athfal nashirat melepas kepenatan setelah selama 3 hari 3 malam mereka menjadi
penghuni panti bagai para ashabul kahfi terasing dari peradaban duniawi,
bertepatan dengan hari tahun baru menjadi waktu yang tepat untuk merayakan awal
tahun dengan suasana baru dan semangat baru bagi mereka. Tak ada perayaan
hura-hura seperti orang umumnya di malam pergantian tahun, kebanyakan orang
diluar sana malam sebelumnya keluar rumah menyambut tahun baru dengan
kebisingan ditengah malam, suarat terompet, klakson yang terus dinyalakan adalah
gambaran bagaimana orang umumnya merayakan tahun baru, namun tidak bagi yang
berada di panti seluruh peserta Kelas Tarbiyat maupun panitia, larut dalam
kesunyian malam bersujud dalam doa tahajud mensyukuri segala nikmatNya dan
memohon segala karunia senantiasa tercurah hari-hari berikutnya.
Acara Cross Country
berganti menjadi permainan yang melatih kebersamaan bagi athfal dan Nashirat di hari
pertama tahun 2013, kondisi keamanan dan cuaca tidak memungkinkan cross country untuk
diadakan pada Kelas Tarbiyat tahun ini, panitia mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan yang dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan seluruh acara,
kedatangan ketua RT selepas anak-anak keluar masuk panti untuk futsal yang
menyampaikan adanya permintaan dari pengurus Ormas yang meminta agar RT
setempat menegur Jemaat Ahmadiyah untuk tidak melakukan kegiatan menjadi bukti,
begitu sensitifnya setiap gerak-gerik kegiatan Jemaat di Panti kawalu, namun
berkat pendekatan seluruh pengurus jemaat Ahmadiyah Kawalu yang sudah terjalin
baik selama
dini dengan aparat setempat hal tersebut tidak berdampak apapun pada kelancaran
Kelas Tarbiyat.
Kelas Tarbiyat di tutup menjelang siang sampai seluruh peserta Tarbiyat
pulang kerumah masing-masing suasana kondusif keamanan dapat terjaga berkat
karunia Allah SWT tanpa ada gangguan sedikitpun, kekhawatiran beberapa anggota
selama ini karena menyeleggarakan kegiatan di Panti Hasanah Kautsar dapat
dihilangkan, Aparat kepolisian yang biasanya selalu datang setiap melihat
banyak kendaraan dan anggota jemaat berkumpul
di Panti kali ini tidak tampak seorangpun, entah mungkin karena terlalu sibuk
dengan tugasnya mengamankan kelancaran tahun baru atau hal lain yang tidak
melihat bahwa Jemaat selama ini tak pernah sekalipun mengganggu ketertiban
umum.
Rombongan Banjarsari dan Kalipucang kembali pulang menggunakan coltbak,
bagi mereka jemputan termewah untuk kembali pulang dengan tanpa malu salah
seorang diantar mereka merasa berbangga dengan sebutan colt Avanzanya,
perjalanan 3 jam untuk kembali kedaerah mereka harus kembali di tempuh ditengah
terik matahari yang kadang ditengah perjalanan berubah menjadi mendung bila
menjelang sore hari, di banjarsari sendiri mereka sudah memiliki masjid yang
masih dapat digunakan untuk beribadah meskipun beberap waktu lalu penekanan
terhadap jemaat disana sangat terasa begitu gencar sampai pintu masjid
Banjarsari di palang dengan kayu oleh Ormas garis keras agar anggota jemaat
tidak menggunakannya untuk ibadah, aksi vandalism coretan didinding masjidpun
tampak masih belum di hapus, dinding tepat wudhu tak luput dari aksi jahat
pendemo. Namun semua itu dapat dihadapi dengan sabar oleh seluruh anggota
jemaat yang ada di banjarsari, anak-anankpun tak terpengaruh sedikitpun dengan
semua itu, orang tua mereka selalu bersyukur bila jemaat mengadakan kegiatan
yang melibatkan anak-anak mereka karena dengan itu menjadi tarbiyat untuk
memupuk kecintaan kepada jemaat. Bila acara seperti kelas tarbiyat usai
biasanya anak-anak dari Banjarsari selalu bertambah semangat mereka untuk
dating ke masjid di sore hari, seibarat gadget selepas di recharge hal seperti
itu memang sangat terasa pada anak-anak, hal itu tidak segan disampaikan oleh
orang tua anggota jemaat banjarsari pada satu kesempatan berbincang santai
dengan mereka.
Kelas tarbiyat daerah tasikmalaya dan Ciamis tahun ini berakhir dengan
banyak kesuksesan kesan dari peserta mereka merasakan lebih banyak kemajuan dari
penyelenggaraan tahun sebelumnya, salah seorang nashirat dari Banjar
menyampaikan merasa sangat senang selama kegiatan kelas tarbiyat meskipun ada
kekurangan dalam hal tempat tidur namun itu tidak mengurangi kesuksesan acara,
selain menambah pengetahuan selama acara ia juga merasa senang karena dapat
menambah teman baru yang selama ini belum pernah bertemu, baginya kelas
tarbiyat menjadi pelepas dahaga dari siraman rohani karena ditempatnya sudah
susah untuk adanya kegiatan seperti itu lagi, sudah 2 tahun masjid Banjar tak
dapat digunakan lagi setelah Pemerintah Kota Banjar menyegel pintu masuk hingga
praktis selama itu pula mereka tidak dapat menggunakan masjid untuk kegiatan
ibadah mereka.
Beberapa catatan merah menjadi bahan pelajaran untuk penyelenggaran kelas tarbiyat yang akan datang, kesuksesan acara kelas tarbiyat tahun ini menjadi catatan tersendiri dan semoga menjadi langkah kemajuan berikutnya di kemudian hari, panitia yang kelelahan setelah selama 4 hari disibukan dengan kegiatan kelas tarbiyat merasa terpuaskan karena lancarnya acara hingga usai, masih ada dana yang tersisa dari sumbangan anggota jemaat sekitar yang turut menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu kekurangan anggaran, bangunan pantipun kembali sepi dari keramain anak-anak ahmadi menjelang sore hari. Semoga segala jerih payah seluruh panitia dan peserta yang mengikuti kegiatan serta semua pihak yang turut menyukseskan acara kelas tarbiyat Tasik-Ciamis tahun ini mendapat ganjaran dari Allah SWT.
Galeri Foto:
Beberapa catatan merah menjadi bahan pelajaran untuk penyelenggaran kelas tarbiyat yang akan datang, kesuksesan acara kelas tarbiyat tahun ini menjadi catatan tersendiri dan semoga menjadi langkah kemajuan berikutnya di kemudian hari, panitia yang kelelahan setelah selama 4 hari disibukan dengan kegiatan kelas tarbiyat merasa terpuaskan karena lancarnya acara hingga usai, masih ada dana yang tersisa dari sumbangan anggota jemaat sekitar yang turut menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu kekurangan anggaran, bangunan pantipun kembali sepi dari keramain anak-anak ahmadi menjelang sore hari. Semoga segala jerih payah seluruh panitia dan peserta yang mengikuti kegiatan serta semua pihak yang turut menyukseskan acara kelas tarbiyat Tasik-Ciamis tahun ini mendapat ganjaran dari Allah SWT.
Galeri Foto:
RSS Feed
Twitter
8:12 PM
Administrator





semoga Alloh Taala meridhoi segala upayankita dan semoga Dia Menambah daya kekuatan agar kita senantiasa berkhidmat di Jalan Ini. Aamiin.
ReplyDelete